Pemilu Membawa Pilu

Pemilu harusnya menjadi pesta demokrasi, bukan menjadi petaka demokrasi. Penyelenggara pemilu tidak bisa bahagi karena ribet bin ruwet.

Sejak diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi, bahwa pemilihan umum dilakukan secara serentak pada tahun 2019 ini. Yang sudah dilewati “nyoblosnya” 17 April lalu tingkat TPS. Yang sudah dan ada yang sedang berlangsung penghituanganya di tingkat Kecamatan.

Dengan 5 pemilihan sekaligus yakni, Pemilihan Presiden dan wakilnya, pemilihan anggota DPD, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten atau kota se Indonesia.

Dengan kerumitan yang luar biasa, dengan waktu yang singkat, dengan honor yang kecil. Dengan keruwetan yang seruwet ruwetnya dan resiko yang tinggi.

Bayangkan saja, pada waktu pilkada serentak tahun 2018 lalu. Prosesnya sudah ruwet, dengan hanya 2 surat suara. Apalagi pemilu sekarang ini dengan 5 surat suara dengan administrasi yang ruwet pula.

Limit waktu pencoblosanya pun sama antara coblosan 5 surat suara dengan 2 surat suara. Honor kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang menjaga TPS itu juga sama dengan pilkada. Padahal pekerjaannya dua kali lipat lebih ruwet.

Pencoblosan yang dimulai 17 April hingga menyelesaikan administrasi di tingkat PPS sampai tanggal 18 April. Dengan tenaga 7 orang. Dengan daftar pemilih tetap 200 orang setiap TPS. Dengan rata-rata setiap pemilih 3 menit.

Memang wajar kalau anggota KPPS banyak yang kelelahan, karena limit waktu yang pendek, tekanan penyelesaian penghitungan dan penyelesaian administrasi di TPS harus cepat. Sementara tidak semua kualitas SDM juga sama.

Sudah ada 144 anggota KPPS se Indonesia yang meninggal akibat kelelahan pemilu ini. Mereka bukan hanya sekedar ingin menjadi pahlawan demokrasi, tapi mereka yang gugur itu sebenarnya tidak ingin seperti itu.

Pemilu kali ini memang sangat menyiksa para penyelenggara pemilu. Terutama bagi KPPS yang bekerja di TPS itu, yang lembur dua hari dua malam itu, Dengan administrasi yang bejibun, dengan resiko yang besar.

Banyak yang menyesal menjadi anggota KPPS, yang dikira sama seperti pemilu tahun sebelumnya. Yang tidak begitu ruwet. Tidak seperti yang sekarang ini. Kurang simpel.

Penulis : Sairil Munir

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑